"Era TV digital sudah di ambang pintu, mari kita menyambutnya menjadikannya sebagai pemicu yang baik," kata Direktur PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI), Supeno Lembang, di Jakarta.
Pihaknya yang merupakan konsorsium hasil kerja sama antar-enam televisi nasional Indonesia yaitu ANTV, MetroTV, SCTV, Trans7, TV7, dan TVOne mengundang PT Hartono Istana Teknologi pemilik merek dagang Polytron untuk turut menyosialisasikan dan menyebarkan TV digital.
PT Hartono Istana Teknologi selaku produsen eletronik dalam negeri telah memproduksi rangkaian produk inovatif berupa TV Digital Polytron dan Polytron Set Top Box untuk mendukung hal itu.
Televisi digital Polytron merupakan sebuah televisi yang telah menyisipkan teknologi digital ke dalamnya untuk menerima siaran televisi DVB-T tanpa perlu menggunakan perangkat tambahan lagi.
Sedangkan Polytron Set Top Box adalah sebuah perangkat tambahan untuk menerima sinyal digital yang dipancarkan oleh sistem DVB-T yang kemudian diubah ke dalam sinyal analog agar dapat ditampilkan pada monitor TV analog.
Siaran televisi digital atau penyiaran digital sendiri merupakan jenis siaran televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi.
Televisi digital dikembangkan karena perubahan lingkungan eksternal, yaitu pasar TV analog sudah jenuh dan karena adanya kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel.
Selain itu, faktor penyebab yang lain adalah adanya perkembangan teknologi terutama pemrosesan sinyal digital, teknologi transmisi digital, teknologi semikonduktor, serta teknologi peralatan yang beresolusi tinggi.
Di Indonesia, penerapan sistem siaran televisi digital telah diatur sejak pemerintah menerbitkan keputusan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.27/P/M.Kominfo/8/2008 tentang uji coba lapangan penyelenggaraan siaran televisi digital di mana teknologi digital yang akan digunakan adalah sistem siaran Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T).
Siaran DVB-T mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan siaran TV analog. Keunggulan tersebut meliputi tahan terhadap efek interferensi, kualitas gambar yang lebih baik, tidak ada noise (bintik-bintik, semut), bayangan atau ghost, interaktif, EPG (Electronic Program Guide) yang menampilkan jadwal acara sampai beberapa hari ke depan, serta penerimaan yang lebih jelas pada saat bergerak (mobile).
Kelebihannya lainnya adalah efisiensi di banyak hal antara pada spektrum (efisiensi bandwidth), efisiensi dalam network transmission, transmission power, dan power konsumsi.
Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, sistem siaran DVB-T sangat tepat untuk diimplementasikan di Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan beraneka ragam budayanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal SKDI (Sistem Komunikasi dan Diseminasi Informasi) Depkominfo, Freddy H. Tulung, mengatakan, pihaknya menyambut baik inisiatif yang diambil Polytron untuk mendukung program digitalisasi televisi.
"Apalagi ini adalah produk dalam negeri yang bisa sekaligus digunakan sebagai kampanye penggunaan produk lokal," katanya.
Sementara itu, Managing Director PT HIT, Hariono, mengatakan, pihaknya siap untuk mendukung program pemerintah yang akan menerapkan sistem siaran televisi digital.
"Merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami karena siaran televisi digital pertama kali bisa dilihat dengan TV Digital Polytron atau melalui set top box Polytron," katanya.
Perangkat set top box Polytron dilepas ke pasaran dengan harga Rp425 ribu sebagai perangkat tambahan bagi televisi analog yang saat ini masih banyak dimiliki oleh masyarakat.
Perangkat dengan nama dagang Polytron DVB (Digital Video Broadcast) tersebut mulai dipasarkan pada Februari 2009 untuk tahap awal di Jabodetabek. (kpl/cax)sumber : kapanlagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar